Ingin Jadi Agen Pusla ?....Klik di Sini !

Hallooo....Kawan Selamat Datang di Blog Kami!

SCRIPT CHATTING DI SINI
[+] [x]

Selasa, 20 Juli 2010

Home » » Bagaimanakah Pendidikan Yang Bermutu?

Bagaimanakah Pendidikan Yang Bermutu?

Sebelum kita berbicara pendidikan yang bermutu ,ada baiknya kita cermati lebih dulu definisi pendidikan yang diambil dari UNICEF yang cukup lengkap:
• Pelajar yang sehat, mendapat makanan bergizi yang cukup dan siap berpartisipasi dalam proses belajar, yang didukung dalam proses pembelajaran oleh keluarga dan linkungannya.
• Environmen yang sehat, aman, melindungi dan "gender-sensitive", dan menyediakan sumber-sumber pembelajaran dengan fasilitas yang cukup.


• Konten dalam kurikulum dan bahan pembelajaran yang relevan untuk belajar "basic skills", khusus "literacy, numeracy and skills for life", dan pengetahuan mengenai hal-hal seperti "gender, health (kesehatan), nutrisi, HIV/AIDS prevention and peace (kedamaian)".
• Proses-proses di mana guru-guru yang terlatih menggunakan sistem pembelajaran "child centered" di kelas dan sekolah yang di-manage dengan baik dan di mana ada penilaian yang baik untuk melaksanakan pembelajaran dan menekan adanya unsure-unsur diskriminasi.
• Outcomes yang termasuk pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap, dan berhubungan dengan tujuan-tujuan (goals) nasional untuk pendidikan dan partisipasi sosial yang positif.
Bagaimana kita dapat melaksanakan Pendidikan yang Bermutu di Indonesia?
Yang pertama kita harus sadar bahwa kesehatan adalah hal penting dalam pendidikan. Kemiskinan dan kesehatan adalah dua faktor yang sangat mempengaruhi mutu pendidikan di semua tingkatan di negara kita. Jika kita menginginkan pendidikan yang bermutu maka terlebih dahulu harus memberikan jaminan kesejahteraan dan kesehatan kepada anak-anak didik kita .Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan yang tepat yaitu memberikan gratis pendidikan dasar SD dan SMP ,serta berbagai beasiswa yang dapat diraih siswa .Selain itu adanya program jaringan pengaman social (JPS ) serta jaminan kesehatan dengan program Askin,Astek dan berbagai kebijaksasnaan yang memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat .Tentu ini adalah langkah awal untuk memperluas akses pendidikan .

Di sisi lain yang tak kalah pentingnya adalah "Environmen yang sehat" Puluhan ribu sekolah di negara kita kondisinya rusak atau hampir ambruk. Kalau kita menuju pendidikan yang bermutu untuk semua jenjang pendidikan ,maka harus mempriorotaskan keadilan dalam memberikan layanan pendidikan. Penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan yang memadai menjadi priorotas utama . Karena sumber-sumber pembelajaran dan fasilitas adalah hal yang sangat penting . Semua anak didik kita di Indonesia berhak untuk mengakses sekolah yang aman dan nyaman.
Kualitas pendidikan juga ditentukan oleh "Konten dalam kurikulum dan bahan pembelajaran yang relevan untuk belajar basic skills". Kurikulum adalah hal yang terus perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan siswa-siswi untuk menghadapi masa depan dengan keberanian dan kreativitas, kalau negara kita berharap terus berkembang dan mencapai kemajuan.
Ada tiga kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan ; kurikulum nasional, kurikulum daerah (mungkin konten lokal termasuk bahasa), dan kurikulum sekolah (mencerminkan keinginan dan kebutuhan lingkungan sekolah termasuk masyarakat dan industri). Kurikulum sekolah adalah hal yang sangat penting dan dapat di berikan dalam kegiatan ekstra-kurikuler untuk menambah pembelajaran agama, sosial, kemandirian, keterampilan yang berhubungan dengan industri lokal (kejuruan), dll. Kurikulum sekolah sangat membantu dalam mewujudkan mutu SDM.

"Proses-proses di mana guru-guru yang terlatih menggunakan sistem pembelajaran child centered"
Apa maksudnya "child centered"? Child centered adalah sistem pembelajaran di mana fokus pembelajaran adalah pelajar bukan guru. Guru sebagai fasilitator atau manajer proses pembelajaran. Misalnya di TK guru-guru sering mengajar anak-anak lewat kegiatan bermain. Di dalam kegiatan-kegiatan ini ada pembelajaran yaitu pembelajaran tentang bersosial, menghitung, menggambar, bercerita dalam kata-kata sendiri, keterampilan berkreativitas, dll.
Di tingkat SD sampai SMP sudah banyak contoh dan bukti hasil dari proses "Child Centered Learning" yang disebut Pengajaran Aktif, Kreatif, Efektif yang Menyenangkan (PAKEM) atau Pembelajaran Kontekstual .
Di tingkat SMU kita masih dapat menyaksikan kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah yang belum Student Centered. Mungkin karena masih banyak guru belum mengenal proses, atau guru-guru masih ragu-ragu bahwa mereka dapat selesai menyampaikan kurikulum dalam waktunya kalau menggunakan proses PAKEM. Padahal lewat proses PAKEM siswa-siswi dapat belajar sangat cepat karena mereka enjoy (menikmati) pembelajaran sambil menambah pembelajaran "life skills" misalnya manajemen, kemandirian, penelitian, dll, sambil belajar topik utama#.
Perlu kami ingatkan bahwa "di setiap kelas kita wajib untuk mengajar kompetensi sebanyak mungkin dalam proses pembelajaran baik menggunakan KBK atau tidak"
Ini adalah salah satu hal yang membedakan sekolah nasional dengan sekolah internasional. Baru beberapa sekolah yang berstandar nasional sudah melaksanakan proses pembelajaran kontekstual . Diknas melalui Dirjen Penjamin Mutu Pendidikan ,telah melaksanakan pembinaan sekolah-sekolah dalam beberapa tingkatan .Sekolah regular , Sekolah potensial , CSSN,SSN ,RSBI,SBI dengan mempersyaratkan standar pengelolaan sekolah secara bertingkat .Setidak-tidaknya suatu sekolah dikategorikan sekolah berstandar nasional jika telah memenuhi 8 standar pengelolaan sekolah .
Di sebagian besar Perguruan Tinggi, kita masih menyaksikan kegiatan belajar mengajar di kelas ,dengan mahasiswa masih pasif. Proses pembelajaran biasanya sangat 'dosen centered' dengan mahasiswa/i dalam keadaan DM (duduk manis) dan jarang terkait dalam proses pembelajaran. Memang pendidikan di Perguruan tinggi lebih memprioritaskan penyerapan iptek tetapi kenyataan yang terjadi mahasiswa cenderung bosan ,mengantuk , ingin meninggalkan kelas ,apalagi jika sudah tersedia hand out atau pun buku teks .

Apakah harus begini? Pasti Tidak!

Dosen-dosen, sama dengan guru-guru di sekolah, wajib untuk mengaktifkan mahasiswa/i dalam proses pembelajaran. Kita perlu menggunakan strategi-strategi, walapun kelasnya sangat besar, tetapi dapat diusahakan mahasiswa/inya seaktif mungkin dalam proses pembelajaran.
Apakah anda pernah ikut program seminar dengan ceramah atau pidato sepanjang hari? Apakah anda ingin tidur atau pulang? Sekarang kebanyakan presenter menggunakan laptop dan data projector. Apakah ada bedanya? Setelah dua atau tiga presentasi apa anda ingin tidur atau pulang juga? Sama saja kan?
Yang paling penting meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah jika kita di semua tingkat pendidikan menghidupkan/mengaktifkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dengan proses "Child Centered Learning"bukan mengedepankan teknologi.
Teknologi Pendidikan adalah alat bantu di mana ada kesempatan untuk meningkatkan mutu KBM, tetapi teknologinya harus cocok dengan kebutuhan proses KBM dan tidak harus canggih. Kalau kita sering menggunakan teknologi yang sama, pelajar kita juga akan cepat bosan. Teknologi yang paling membantu tujuan KBM kita adalah yang paling sederhana.Mengingat kondisi kemampuan yang dimiliki .
( Sumber: Media Indonesia Online http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/15/123243 )

Tidak ada komentar:

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service