Minggu, 12 April 2009
Home »
Remaja Hendaknya Belajar dari Pengalaman Hidup
Remaja Hendaknya Belajar dari Pengalaman Hidup
Remaja adalah calon generasi penerus yang akan menerima estafet tongkat pembangunan bangsa .Remaja harus menyiapkan diri baik secara mental pribadi maupun intelektual .Secara mental pribadi remaja perlu mendapat pembinaan karakter yang meliputi jujur, bertanggungjawab, disiplin,cinta sesama, rela berkonban dan berani membela keadilan dan kebenaran. Pembinaan karakter tersebut harus dilakukan sedini mungkin dan berkesinambungan mulai dari lingkungan keluarga , masyarakat dan pemerintah ( dalam hal ini lembaga pendidikan ) .Selama ini peranan orang tua dalam membina mental anak di lingkungan keluarga sangat kurang . Hal ini disebabkan orang tua kurang menyadari peranannya ataupun karena memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan tugas itu . Sementara bagi orang tua yang memiliki pendidikan cukup dan berpengalaman ,sebagian besar waktunya disibukan urusan pekerjaan dan bisnis . Orang tua merasa senang jika sudah dapat memberikan perhatian kepada anak dengan mencukupi semua keperluan yang diminta , anak tidak menagis , tidak protes karena tercukupi kesenangannya . Padahal perlakuan semacam itu tidak sepenuhnya benar . Orang tua tidak menyadari bahwa apa yang telah dilakukan itu telah memanjakan anak yang akibatnya sangat buruk terhadap mental anak itu sendiri . Munculnya istilah "anak mama" anak papa" dan berbagai tabiat seperti " anak ngertinya minta kepada orang tua ,dan harus dituruti tanpa mau mengerti betapa susahnya orang tua bekerja " . Lain dari itu " Anak tidak pernah merasakan dan tidak pernah melihat , bahwa di luar sana ada kehidupan yang jauh berbeda ".Anak juga tidak menyadari bahwa keadaan yang dinikmati selama ini itu tidak abadi, sehingga akan sangat fatal akibatnya jika terjadi sesuatu yang diluar keinginannya .
Sementara lembaga pendidikan resmi yaitu sekolah-sekolah baik dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi lebih mementingkan pengembangan intelektual dari pada pembinaan mental kepribadian , karena sekolah-sekolah terikat oleh kurikulum yang telah ditentukan oleh kebijaksanaan pemerintah melalui depdiknas . Dalam kurikulum pendidikan memang terintegrasi pembinaan mentah keribadian , budi pekerti namun porsi materi dan waktunya sangat sedikit sehingga bahkan sering terabaikan . Pembinaan mental melalui tatatertib disiplin di sekolah yang sering dilaksanakan secara kaku sehingga bukan pembinaan melainkan menghakimi siswa . Kekeliruan inilah yang pada umumnya belum disadari .
Berdasarkan pemikiran tersebut itulah, penulis berpendapat bahwa pendidikan anak terutama remaja tidak cukup hanya mendapat pendidikan melalui pendidikan formal saja . Namun harus mendapat pendidikan yang berupa pengalaman hidup nyata yang diberikan di rumah , masyarakat atau di sekolah dengan kegiatan di luar kelas . Anak akan bangkit berfikir jika mendapatkan kesulitan , anak akan tumbuh cinta sesama jika merasakan penderitaan orang lain .Begitu juga anak merasakan manfaat sesuatu jika ia tidak memiliki . Anak akan tumbuh kenginan meringankan beban orang lain karena pernah mengalami penderitaan , dsb.
Sekarang permasalahannya adalah bagaimana peran orang tua dalam pembinaan anak di lingkungan tempat tinggalnya ? Bagaimana kreatifitas para pendidik dalam mengimplementasikan pembinaan kepribadian melalui kegiatan di sekolah ? Bagaimana tokoh-tokoh masyarakat menyediakan wahana pembinaan remaja ? itulah yang harus segera dilakukan oleh generasi tua sekarang terutama pemerhati pendidikan agar kondisi remaja kita mendatang tidak menjadi lebih buruk lagi .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar